Jumat, 21 Januari 2011

FLOATING STRUCTURE

Perkembangan terkini teknologi di bidang kelautan sudah pada akselerasi yang mengagumkan. Para ilmuwan dan insinyur dari berbagai institusi pendidikan dan industri berlomba-lomba merancang dan membangun teknologi kelautan yang semakin berorientasi pada lingkungan. Beberapa contoh teknologi yang canggih antara lain sebagai berikut:
1.       Floating Stucture
2.       Energi Gelombang
3.       Energi Angin

Dewasa ini dan di masa depan floating structure atau struktur bangunan mengapung akan menjadi primadona konstruksi. Keuntungan dari adanya bangunan terapung antara lain tidak menambah massa benda yang mendesak massa air sehingga tidak menimbulkan efek kenaikan muka air laut. Keuntungan berikutnya adalah tidak menimbulkan scouring pada pilar jembatan. Pilar jembatan konvensional umumnya mengalami masalah scouring atau gerusan yang dapat membahayakan pondasi struktur. Keuntungan dari penggunaan floating structure menurut Watanabe (2004) sebagai berikut:
1)    Efisiensi konstruksi karena tidak perlu pembuatan dan pengerjaan desain pondasi.
2)      Ramah lingkungan karena tidak merusak dan menambah volume benda yang bersifat massive structure.
3)    Mudah dan cepat dalam pengerjaan karena proses pengerjaan dengan metode perakitan (assembling method).
4)     Tahan terhadap gempa karena secara struktur tidak tertanam di tanah atau tidak berbasis pondasi namun mengapung dan hanya di ikat dengan anchor.
5)   Mudah dipindah maupun diperbaiki karena sifatnya yang dapat dirakit (assembling method).
6)     Konstruksi apung tidak mengalami proses konsolidasi maupun setlemen.
7)     Cocok untuk pembuatan konstruksi yang mengedepankan estetika model atau bentuk dibandingkan metode konvensional yang umumnya kaku.


Floating structure sudah banyak diterapkan dalam berbagai tujuan dan fungsi. Salah satu tujuan dan fungsi yang sudah banyak diterapkan di luar negeri adalah konstruksi jembatan apung.  Gambar di awal tulisan adalah jembatan di Norwegia (Nordhordland Floating Bridge) dengan panjang 1246 m yang dibangun pada tahun 1994 dengan kedalaman sungai 500 m. Dalam menganalisa suatu konsep konstruksi mengapung perlu asumsi-asumsi sebagai berikut (Watanabe, 2004).
a)      Model konstruksi adalah sebuah bidang plat yang tipis dan elastis.
b)   Air atau fluida adalah bersifat tak termampatkan (incompessible) dan gerakannya irotasional sehingga berlaku kondisi batas aliran potensial .
c)     Amplitudo gelombang dan gerakan horisontal struktur sangat kecil dibanding kedalaman dan hanya gerakan arah vertikal dari struktur yang diperhitungkan.
d)      Tidak ada pemisah atau jarak antara struktur dengan permukaan air.

Sumber:
http://coastalfuture.blogspot.com/
http://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/pemetaan-sumberdaya-kelautan/426-survei-kelautan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar