Sabtu, 24 September 2011

DRIVEN PILES' SPECIFICATION

http://www.4shared.com/file/SaX5urtj/Spesifikasi_Tiang_Pancang_BAja.html

Rabu, 10 Agustus 2011

Senin, 08 Agustus 2011

TINJAUAN JENIS STRUKTUR DERMAGA

Pemilihan jenis struktur dermaga dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani (dermaga penumpang ataupun barang yang bisa berupa barang satuan, curah, atau cair), ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi, dan tanah dasar laut. Di bawah ini merupakan jenis-jenis struktur demaga yang pada umumnya sering ditemui.

a.       Deck On Pile
Struktur Dermaga Deck On Pile (open type structure) menggunakan serangkaian tiang pancang (piles) sebagai pondasi untuk lantai dermaga. Seluruh beban di lantai dermaga, termasuk gaya akibat berthing dan mooring, diterima sistem lantai dermaga dan tiang pancang pada struktur dermaga ini.

Di bawah lantai dermaga, kemiringan tanah dibuat sesuai dengan kemiringan alaminya serta dilapisi dengan perkuatan (revement) untuk mencegah tergerusnya tanah akibat gerakan air yang disebabkan oleh manuver kapal. Untuk menahan gaya lateral yang cukup besar akibat berthing dan mooring kapal, dapat dilakukan pemasangan tiang pancang miring. Pada umumnya, jenis struktur tiang pada Struktur Dermaga Deck On Pile sedikit sensitif terhadap getaran-getaran lokal seperti tumbukan bawah air akibat haluan kapal dibandingkan struktur dermaga lainnya.

Keuntungan Struktur Dermaga Deck On Pile: (1) sudah umum digunakan, (2) mudah dilaksanakan, dan (3) perawatan lebih mudah.

Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Deck On Pile: (1) diperlukan pekerjaan pengerukan dengan volume yang cukup besar, (2) diperlukan proteksi pada kemiringan tanah di bawah lantai dermaga, dan (3) diperlukan pemasangan tiang miring apabila gaya lateral cukup besar.

Gambar 1: Bentuk Struktur Dermaga Deck On Pile (Sumber: Triatmodjo, 1999)


b.      Sheet Pile
Dermaga jenis ini menggunakan sheet pile (turap atau dinding penahan tanah) untuk menahan gaya-gaya akibat perbedaan elevasi antara lantai dermaga dengan dasar kolam. Struktur Dermaga Sheet Pile adalah jenis struktur yang tidak memperdulikan kemiringan alami dari tanah. Struktur jenis ini biasanya dibangun pada garis pantai yang memiliki kemiringan curam dimana, pada umumnya, tanah pada bagian laut kemudian dikeruk untuk menambah kedalaman kolam pelabuhan. Tiang pancang masih diperlukan untuk menahan gaya lateral dari kapal yang sedang sandar atau untuk membantu sheet pile menahan tekanan lateral tanah. Struktur sheet pile ini dapat direncanakan dengan menggunakan sistem penjangkaran (anchor) ataupun tanpa penjangkaran. Sistem penjangkaran dapat berupa tiang angkur atau angkur batu. Untuk kondisi perairan dimana gelombang agak besar, Struktur Dermaga Sheet Pile kurang cocok karena gelombang akan menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar. Keuntungan Struktur Dermaga Sheet Pile adalah tidak memerlukan pengerukan tanah di bawah deck.

Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Sheet Pile: (1) perlu perlindungan terhadap korosi, (2) perlu perbaikan tanah, dan (3) masih memerlukan tiang miring.

Gambar 2: Bentuk Struktur Dermaga Sheet Pile (Sumber: Triatmodjo, 1999)

Gambar 3: Bentuk Struktur Dermaga Anchored Sheet Pile (Sumber: Triatmodjo, 1999)


c.       Diaphragma Wall
Selain sheet pile, diaphragma wall beton juga dapat berfungsi sebagai penahan tekanan lateral tanah. Struktur Dermaga Diafragma Wall terdiri dari blok-blok beton bertulang berukuran besar yang diatur sedemikian rupa. Perletakan blok beton dengan kemiringan tertentu dimaksudkan agar terjadi geseran antara blok beton satu dengan lainnya sehingga dicapai kesatuan konstruksi yang mampu memikul beban-beban vertikal (dari lantai dermaga) maupun horizontal pada dermaga. Barrette pile dapat digunakan pada struktur ini, yang berfungsi sebagai anchor untuk diaphragma wall, keduanya dihubungkan oleh sistem tie beam atau tie slab. Untuk kondisi perairan dimana gelombang agak besar, Struktur Dermaga Diaphragma Wall kurang cocok karena gelombang akan menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar.

Keuntungan Struktur Dermaga Diaphragma Wall: (1) waktu pelaksanaan relatif singkat, dan (2) dinding dapat dirancang menerima gaya aksial.

Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Diaphragma Wall: (1) harus dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidang ini, (2) memerlukan material khusus, dan (3) memerlukan peralatan khusus.

 Gambar 4: Bentuk Struktur Dermaga Diaphragma Wall dengan Barette Pile 
(Sumber: Triatmodjo, 1999)


d.      Caisson
Struktur ini merupakan salah satu jenis dari dermaga gravity structure. Pada prinsipnya, struktur dermaga jenis ini memanfaatkan berat sendiri untuk menahan beban-beban vertikal dan horizontal pada struktur dermaga serta untuk menahan tekanan tanah. Caisson dalah suatu konstruksi blok-blok beton bertulang berbentuk kotak-kotak yang dibuat di darat dan dipasang pada lokasi dermaga dengan cara diapungkan dan diatur pada posisi yang direncanakan, kemudian ditenggelamkan dengan mengisi dinding kamar-kamar caisson dengan pasir laut ataupun batu. Untuk kondisi perairan dimana gelombang agak besar, Struktur Dermaga Caisson kurang cocok karena gelombang akan menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar.

Keuntungan Struktur Dermaga Caisson: (1) blok-blok caisson dapat dibuat di temapt lain dan (2) dapat dliaksanakan pada kondisi tanah yang jelek.

Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Caisson: (1) diperlukan perbaikan tanah alas caisson agar mampu menahan berat caisson dan beban yang akan bekerja dan (2) diperlukan keahlian khusus untuk pembuatan blok-blok beton dan penempatan caisson.

Gambar 5: Bentuk Struktur Dermaga Caisson (Sumber: Triatmodjo, 1999)


e.       Dolphin’s System
Dermaga Sistem Dolphin membutuhkan jetty untuk menghubungkan dermaga dengan darat. Ada dua jenis Dermaga Sistem Dolphin, yaitu L-jetty dan fingerpier. Struktur Dermaga Sistem Dolphin dikatagorikan sebagai light structure (struktur ringan) karena Struktur Dermaga Sistem Dolphin direncanakan hanya untuk menerima beban-beban ringan seperti pipa-pipa penyalur minyak dan gas serta conveyors. Struktur Dermaga Sistem Dolhpin biasanya digunakan untuk:
1) Dermaga ferry untuk kapal jenis Ro-Ro
2) Dermaga untuk bulk untuk loading batu bara serta loading-unloading minyak.

Gambar 6: Jenis Dermaga Sistem Dolphin

Ciri-ciri Dermaga Sistem Dolphin adalah:
1.    Kolam pelabuhan jauh dari garis pantai. Oleh karena itu dibuat jembatan penghubung antara platform dengan terminal di darat.
2.      Berdasarkan fumngsinya, struktur dermaga dibagi menjadi dua bagian:
a.  Working platform (jetty head), digunakan untuk menempatkan peralatan bongkar muat (unloading arms dan vapour return line arm), katup-katup pipa, dan lain-lain.
b. Berthing dolphins dan mooring dolphins, digunakan untuk bersandar dan mengontrol kapal yang berlabuh.
3. Working platform (jetty head) tidak dirancang digunakan untuk menahan gaya horizontal yang ditimbulkan kapala saat bersandar dan berlabuh seperti yang diterima oleh berthing (breasting) dolphins dan mooring dolphins. Jetty head merupakan platform yang terdiri dari loading/unloading arm, area perbaikan, bangunan perbaikan, jetty crane, menara kebakaran, jalan, dan lainnya. Biasanya jetty head berukuran 20 x 30 m.
4.   Approach bridge terdiri dari jalan darat dengan lebar 2,5-3,5 m, jaringan pipa, saluran perbaikan, lampu penerangan, dan fasilitas lainnya. Panjang approach bridge ini bervariasi dan tergantung kondisi sekitar sehingga bisa memcapai beberapa kilometer.
5.  Berthing atau breasting dolphin berfungsi untuk menahan energi kinetik saat kapal bersandar, menahan kapal selama angin pesisr bertiup, dan memperkuat spring lines dari kapal.
6.   Mooring dolphins berfungsi untuk memperkuat mooring lines (breast dan stearn line) yang melintang.

Panjang dermaga ditentukan oleh LOA kapal yang akan dilayani, seperti disebutkan dalam panduan British Standard Code of Practise for Design of Fendering and Mooring System, yaitu:
  1. Jika menggunakan 4 breasting dolphin, spasi antara breasting dolphin bagian terluar (exterior) berjarak 0,3-0,4 LOA dari kapal terbesar. Untuk breasting dolphin bagian dalam (interior) berjarak 0,3-0,4 LOA dari kapal terkecil. 
  2. Jika menggunakan 2 breasting dolphin, spasi antara breasting dolphin berjarak 0,3 LOA dari kapal terbesar.
  3. Jika menggunakan bow dan stern line, spasi antara mooring dolphin terluar (exterior) berjarak 1,35 LOA dari kapal terbesar. 
  4. Spasi antara mooring dolphin dalam (interior) berjarak 0,8 LOA dari kapal terbesar.
  5.  Jarak aman ujung-ujung dermaga adalah 10 m.

Breasting dolphin (berthing dolphin) diletakkan berhadapan langsung atau menempel dengan badan kapal pada saat kapal bersandar. Mooring dolphin diletakkan dibelakang berthing line atau garis sandar kapal, dengan jarak 34,5-49,5 m supaya mooring line tidak terlalu kendor.

Gambar 7: Dimensi Struktur Dermaga Sistem Dolphin

Sumber:
Triatmodjo, Bambang.Pelabuhan.2008.Yogyakarta: BETA OFFSET.


PERLINDUNGAN PADA TULANGAN DAN TIANG PANCANG BAJA

Dalam proses pembuatan baja, oksigen dipisahkan dari biji besi secara paksa. Oleh karena itu, secara alami ada suatu kecenderungan baja berusaha kembali mencapai bentuk yang lebih stabil yaitu oksida besi (karat). Perubahan bentuk dari logam menjadi oksida dalam lingkungan yang induktif dinamakan korosi. Keadaan lingkungan dengan kombinasi air dan oksigen yang berubah-ubah, mempengaruhi kecepatan dan perkembangan korosi.Berdasarkan SNI-03-2847-2002, tebal selimut beton yang digunakan haruslah memenuhi ketentuan sebagai berikut untuk melindungi tulangan pada beton terhadap korosi:

Tabel Tebal Minimum Selimut Beton Bertulang Biasa

Tabel Tebal Minimum Selimut Beton Pracetak


















 Korosi baja pada air laut sangatlah rumit. Banyak faktor yang mempengaruhi, seperti temperatur, kadar garam, oksigen yang larut, pH, gya pukulan ombak dan arus, serta pencemaran biologi. Kondisi air laut juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan logam.

Lingkungan struktur pantai dapat dibedakan dalam lima macam berdasarkan posisinya terhadap permukaan air laut, yaitu: daerah atmosfir, darah percikan/deburan (splash zone), daerah permukaan pasang surut (tidal zone), daerah antara LWS dengan seabed (submerged zone), dan daerah lumpur (mud zone). Splash zone adalah bagian yang mengalami korosi sangat berat, sedangkan tidal zone relatif ringan untuk suatu batang struktur vertikal tanpa lapisan pelindung, seperti tiang pancang.  
 
Gambar Pembagian Daerah dan Teba Korosi Relatif
(Kure, NC)

Perlindungan korosi untuk tiang pancang daerah splash zone dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
  1. Sistem concreat jacket/selimut beton. Sistem ini umurnya tidak terlalu lama. Kualitas sistem ini sangat ditentukan pada saat pengecoran dan jika terjadi kerusakan akan susah untuk memperbaiki.
  2.  Sistem jacket HDPE (high density petrolatum). Pada sistem ini, pertama-tama tiang dilapisi dengan pasta (misalkan denso paste) kemudian dibalut dengan marine piling tape dan bagian luar dilindungi dengan material HDPE.

Tiang pancang yang berada pada bagian submerged zone dapat dilindungi dengan secara efektif memakai arus katoda (chatodic protection) karena metal menerima arus searah dari lingkungan seperti proses pada katoda sel listrik. Korosi pada lingkungan basah biasanya disertai penghentian arus searah yang ditimbulkan oleh perbedaan potensial listrik pada sel korosi tertentu. Pemakaian arus dari sumber luar cukup mampu menghentikan arus korosi dan mengembalikan aliran arus ke metal. Aspek teknologi yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana memberikan arus yang rata ke setiap bagian tiang pancang pada submerged zone dalam waktu yang lama dan mudah. Bagian-bagian yang tidak cukup menerima arus mulai mengalami korosi, sedangkan bagian yang menerima arus terlalu banyak akan rusak oleh tutupan bahan organik. Pada beberapa kasus, kerusakan baja disebabkan oleh hidrogen yang terjadi pada permukaan baja.

Tabel Corrotion Rate of Resistance Seawater Steel and Carbon Steel in The Marine Environment
Zone
Corrotion Rate (mm/tahun)
Sea Water Corrotion Resistant Steel
Carbon Steel
Atmosphere
0,04-0,05
0,2-0,5
Splash
0,10-0,15
0,3-0,5
Tidal
~0,10
~0,1
Submerged
0,15-0,25
0,2-0,5
Mud
~0,06
~0,1

Tabel Laju Korosi Berdasarkan Technical Port and Harbour Facilities in Japan, 1991


Sumber:
  1. SNI-03-2847-2002 
  2. OCDI 
  3. Suharlinah, et al., Penanggulangan Korosi Tiang Pancang Pipa Baja Jembatan dengan Cara Proteksi Katodik Anoda Karbon, Batam.